Apakah Alkitab Bisa Dipercaya Kebenaran dan Keasliannya?

Naskah Gulungan Laut Mati



Ada beberapa kriteria yang digunakan para ahli sejarah dan arkeolog untuk menguji keaslian sebuah manuskrip atau naskah kuno. Jika kriteria yang sama dikenakan kepada Alkitab, maka Alkitab lebih dari bisa dipercaya (reliable) dibandingkan naskah-naskah kuno lainnya. Reabilitas dalam hal ini adalah pertanyaan terkait kebenaran dan keakuratan dari salinan sebuah naskah. Apakah Alkitab yang diterjemahkan dan disalin di era modern ini masih bisa dibuktikan keasliannya dan bisa dipercaya? Tulisan-tulisan yang benar secara fakta dan sejarah dan sudah dijaga keutuhannya dari waktu ke waktu dianggap realiable (bisa dipercaya/diandalkan). Untuk menentukan hal ini tentunya dibutuhkan verifikasi sejarah tingkat tinggi untuk memastikan jika proses penyalinan naskah kuno tetap asli dan bisa dipercaya.

Salah satu alasan kenapa Alkitab bisa dipercaya keasliannya adalah setiap bagian yang ada di dalamnya bisa dikonfirmasi secara langsung. Banyak fakta-fakta sejarah di dalam Alkitab yang telah terkonfirmasi atau dicek kebenarannya. Bahkan beberapa bagian yang diragukan kebenarannya telah dibuktikan atau diverifikasi oleh ilmu arkeologi.


Contohnya, arkeologi menemukan keberadaan kota seperti kota Ur yang dijelaskan dalam Kejadian 11. Beberapa orang sebelumnya ragu dengan keberadaan kota itu. Pahatan-pahatan yang ditemukan pada sebuah makam kuno di Mesir menggambarkan penobatan raja muda dalam cara yang sama persis dengan upacara penobatan Yusuf yang digambarkan Alkitab (Kejadian 41: 39-42). Kepingan tanah lihat yang berasal dari 2300 SM (Sebelum Masehi) ditemukan di Suriah mendukung kisah-kisah, perbendaharaan kata dan lokasi geografis yang ada di Perjanjian Lama. Beberapa pihak meragukan keberadaan bangsa Het (Kejadian 15:20; 23:10; 49:29) sampai sebuah kota Het, lengkap dengan catatan kuno di dalamnya ditemukan di Turki. Ada belasan fakta lainnya dalam Perjanjian Lama yang didukung oleh penemuan arkeologi.


Yang lebih penting lagi, tidak ada fakta yang disajikan dalam Perjanjian Lama dan Baru yang dibuktikan salah. Realibilitas secara sejarah ini penting untuk meletakkan kepercayaan kita terhadap pernyataan yang ada dalam Alkitab.


Bahkan peristiwa-peristiwa sejarah yang dianggap terlalu aneh untuk menjadi kenyataan juga memiliki landasan bukti. Misalnya catatan Babilonia kuno menggambarkan sebuah kekacauan bahasa seperti yang dijelaskan mengenai Menara Babel dalam Kejadian 11:1-9. Fakta tentang banjir di zaman Nuh didukung dengan berbagai catatan kuno tentang adanya banjir besar di seluruh dunia. Ada ratusan naskah kuno dari seluruh dunia yang membicarakan tentang banjir ini. Lokasi Kota Sodom dan Gomora (Kejadian 19) sudah ditemukan, dan menunjukkan bukti adanya kehancuran yang luar biasa. Bahkan tulah-tulah yang terjadi di Mesir dan keluarnya Israel dari Mesir (Kejadian 12: 40-41) juga memiliki dukungan arkeologis.


Hal serupa juga ditemukan dalam Perjanjian Baru. Nama berbagai kota, peristiwa politik dan kejadian di dalamnya telah dikonfirmasi oleh ahli sejarah dan arkeolog. Lukas, penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul bisa dianggap i ahli sejarah pada abad awal mengingat perhatiannya pada informasi detil dan keakuratan tulisannya.

Keaslian Alkitab juga bisa dilihat dari keakuratan salinan di dalamnya. Perjanjian Baru ditulis dan dikumpulkan hanya beberapa puluh tahun dari kejadian yang tertulis di dalamnya. Jadi kejadian yang ada masih segar dan asli. Kemungkinan jika peristiwa yang tertuliss dalam Perjanjian Baru berubah menjadi legenda atau mitos kecil. Bahkan, kerangka cerita keempat kitab Injil bisa dilacak kembali dari pengakuan iman formal yang ternyata disusun beberapa tahun setelah penyaliban Yesus. Jauh sebelum Rasul Paulus percaya kepada Yesus Kristus. Hal ini terlihat dari penjelasan Paulus pada 1 Korintus 15: 3-8. Para ahli sejarah menemukan banyak naskah kuno yang membuktikan jika Perjanjian Baru reliabel dan dengan cepat disalin dan didistribusikan kepada banyak orang Kristen di abad awal. Hal ini menunjukkan salinan Perjanjian Baru yang kita miliki saat ini sama dengan yang dimiliki jemaat pada abad pertama dan kedua.

Hal yang sama berlaku untuk Perjanjian Lama. Saat Gulungan Laut Mati ditemukan pada 1940-an, naskah-naskah kuno di dalamnya ternyata berusia 800 tahun lebih tua dibandingkan naskah kuno yang sebelumnya ditemukan. Setelah naskah kuno yang ada dalam Gulungan Laut Mati dibandingkan dengan terjemahan Alkitab saat ini, ternyata tidak ditemukan perbedaan. Hal ini membuktikan keaslian Alkitab.


Ada banyak bukti yang menunjukkan jika tulisan asli dan tulisan salinan sama persis tanpa pengubahan isi. Ada ratusan naskah kuno dan terjemahan Alkitab ditemukan para ahli. Hal ini membuat isi Alkitab susah untuk diganti atau dipalsukan seperti yang dituduhkan oleh beberapa pihak. Kenapa? Karena jika satu salinan diganti atau diubah isi ajarannya, masih ada ratusan salinan dan terjemahan berbeda yang isinya belum dirubah. Bahkan seandainya ratusan salinan naskah kuno itu diganti semua, akan ada salinan naskah kuno yang berusia lebih tua yang ditemukan.


Marilah kita bandingkan hal ini dengan tulisan naskah kuno lainnya. Ada sepuluh salinan naskah kuno karya Julius Caesar. Naskah salinan paling tua yang ditemukan berusia 1000 tahun setelah dia pertama menulisnya. Tidak ada yang tahu seberapa akurat naskah salinan ini dibandingkan dengan naskah awal atau naskah asli.

Ada delapan salinan naskah kuno tulisan ahli sejarah Herodotus. Salinan naskah kuno paling tua berusia 1400 tahun setelah dia pertama menulisnya. Para ahli arkeolog menemukan 643 salinan naskah kuno karya Homer. Banyaknya salinan naskah kuno itu membuat para ahli percaya keakuratan naskah ini mencapai 95 persen dari naskah asli.

Untuk Perjanjian Baru, saat ini ada lebih dari 5000 salinan. Beberapa salinan naskah kuno berusia 200 hingga 300 tahun dari peristiwa yang ditulis di dalam Perjanjian Baru. Beberapa salinan bahkan berusia 100 tahun lebih tua dari peristiwa di dalamnya. Hal ini berarti keakuratan Perjanjian Baru 99 persen dalam hal keaslian konten bila dibandingkan dengan naskah asli.

Kesimpulannya, berdasarkan berbagai ukuran para ahli sejarah dan arkeolog untuk menentukan keaslian isi naskah kuno, Alkitab lolos dan terbukti akurat dan bisa dipercaya keasliannya. Jika Alkitab dianggap dipalsukan atau sudah tidak asli lagi, maka tidak ada satupun naskah sejarah kuno lolos tes yang sama.


Artikel ini diterjemahkan dari artikel “Is the Bible reliable”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus, Adam yang Akhir dan Manusia Kedua

Apakah Alkitab Sudah Diubah, Diedit, Direvisi Isinya?

Apa Arti Efesus 1:17, Allah Tuhan Kita Yesus Kristus