Kenapa Salib yang Dipilih Sebagai Alat Penghukuman Bagi Yesus? Bagian 1




Setelah film “The Passion of The Christ” tayang, masyarakat dunia memperoleh gambaran tentang bagaimana mengerikannya eksekusi mati yang dilakukan Kerajaan Romawi dengan menggunakan salib. Kebrutalan hukuman ini berbeda jauh dengan hukuman mati yang saat ini diterapkan oleh beberapa negara. Hukuman mati yang masih berlaku di beberapa negara terlihat lebih manusiawi, lebih lembut dibandingkan dengan hukuman salib yang ditanggung Yesus saat itu.

Kerajaan Romawi menciptakan hukuman salib sebagai bentuk hukuman mati setelah mereka terinspirasi dari budaya Yunani dan Fenisia. Kerajaan Babilonia, Persia dan Asyur juga memakai berbagai bentuk penyaliban sebagai hukuman termasuk menancapkan orang ke sebuah tiang. Orang-orang Yahudi berpikir hukuman ini sebagai bentuk kematian yang paling menjijikkan. Alasannya dalam Ulangan 21:22-23 menyatakan jika orang yang mati tergantung dalam tiang dianggap mati karena dikutuk oleh Allah. Dalam Galatia 3:13 dikatakan dengan mati di kayu salib Yesus menjadi kutuk bagi kita dan menebus kita dari kutuk hukum Taurat.

Hukuman salib merupakan hukuman yang sadis dan sangat menyakitkan, kadang-kadang berlangsung hingga berhari-hari. Warga negara Romawi biasanya tidak dihukum salib jika memperoleh hukuman mati; tapi dipenggal.

Pada zaman Yesus hidup, hukuman salib dianggap begitu kejam hingga hanya diperuntukkan untuk para budak dan para penjahat paling buruk atau musuh negara. Kematian yang dialami oleh mereka yang disalib biasanya memakan waktu berhari-hari kecuali jika mereka sebelumnya dipukuli atau dicambuk hingga mengalami luka yang sangat parah. Dan biasanya memang mereka yang disalib juga dipukuli dan dicambuk dengan cara seperti itu. Selain mengalami siksaan yang kejam, mereka yang disalib juga dipermalukan sedemikian rupanya. Menurut sumber-sumber sejarah kuno, para pria yang disalib, menjalani hukuman ini telanjang tanpa sehelai baju. Penyaliban juga dilakukan di jalan besar yang ramai dilewati orang atau di tempat-tempat lain yang sangat mudah dilihat. Dua cara inilah yang dipakai Kerajaan Romawi untuk mempermalukan orang yang disalib. Kenapa dipermalukan sedemikian rupa? Untuk menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi terhadap orang-orang yang berani menentang Kerajaan Romawi.

Beberapa ahli Alkitab memperdebatkan apakah Yesus juga disalib telanjang seperti yang lainnya. Beberapa ahli mengatakan Yesus juga disalib telanjang seperti halnya mereka yang dihukum salib pada waktu itu. Beberapa ahli lain mengatakan jika dalam hukum Yahudi, sekalipun seseorang dihukum mati mereka tidak boleh dipermalukan dengan cara ditelanjangi. Dalam tradisi Yahudi, mereka yang dihukum mati diperbolehkan memakai celana dalam untuk menutupi kemaluan mereka. Oleh karena itu mereka percaya jika Yesus juga diperbolehkan memakai celana untuk menutupi bagian tubuh-Nya.

Orang Roma biasanya meninggalkan tubuh orang yang disalib untuk membusuk atau dimakan oleh burung pemangsa. Tapi sekali lagi dalam hukum Yahudi, seperti yang ditulis dalam Ulangan 21: 22-23, mereka yang mati digantung pada tiang tidak boleh dibiarkan tergantung semalaman. Oleh karena itu jenasah Yesus segera diturunkan setelah mati. Tidak diragukan jika Yesus telah melihat berkali-kali prosesi penyaliban ini saat Dia berpergian dari dan ke Galilea dan Yudea. Dia tahu jika suatu saat Dia akan menjalani hukuman serupa.

Kenapa Yesus harus mati dengan cara seperti itu? Kenapa Allah Bapa mengizinkan Putera-Nya dihukum dengan cara yang tidak manusiawi seperti itu? Bapa sengaja memilih jenis hukuman ini karena salib menggambarkan secara sempurna berbagai hal yang perlu kita pahami tentang dosa dan kengerian akibat dosa dalam pandangan-Nya.

Artikel ini diterjemahkan dari artikel dalam Bahasa Inggris berjudul "Why Did Jesus Have to Die by Crucifixion?" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus, Adam yang Akhir dan Manusia Kedua

Apakah Alkitab Sudah Diubah, Diedit, Direvisi Isinya?

Apa Arti Efesus 1:17, Allah Tuhan Kita Yesus Kristus