Apakah Hukuman Tuhan Terhadap Dosa Adam dan Hawa Terlalu Keras?




Dalam ajaran agama lain, setelah Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan untuk memakan buah pengetahuan baik dan jahat, Tuhan mengampuni dosa Adam setelah dia mengaku dosa. Hal ini tentunya berbeda dengan yang tertulis dalam Alkitab yang menyatakan jika Adam dan Hawa dikeluarkan dari Taman Eden setelah jatuh ke dalam dosa. Dosa yang mereka lakukan akhirnya masuk dan diwariskan kepada umat manusia. Bahkan bumi dan segala isinya juga terkena pengaruh dari dosa ini. Pertanyaannya kenapa Tuhan memberikan hukuman yang sedemikian rupa kepada Adam dan Hawa hanya karena mereka memakan buah itu? Kenapa Tuhan tidak mengampuni mereka begitu mereka menyesali perbuatan mereka? Tidakkah hukuman mereka terlalu berat? Dalam artikel di bawah, Wesley Rostoll menulis sebuah artikel yang menarik mengenai jawaban pertanyaan di atas.

Dalam sebagian besar waktu hidup saya, saya berpikir jika hukuman umat manusia dan seluruh ciptaan yang diderita karena ketidaktaatan Adam dan Hawa di taman Eden sepertinya terlalu keras. Bila dibandingkan dengan beberapa hal yang saya lakukan dalam hidup saya, sepertinya saya pernah melakukan hal yang jauh lebih buruk dan lepas dari akibatnya.

Jadi saat Tuhan berkata kepada Adam jika dia makan dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat dia tentunya akan mati, saya membacanya sebagai sebuah ancaman dan bukan sebagai peringatan.

Kenyataannya yang terjadi dalam Kejadian itu tidaklah menggambarkan sikap Allah yang berlebihan. Sebagian besar orang percaya tumbuh besar dengan anggapan jika Tuhan tidak bisa mengabaikan dosa begitu saja. Setiap dosa harus dihukum. Tapi kenyataannya bukan Allah yang menjauhkan diri-Nya setelah Adam jatuh dalam dosa. Justru yang sebaliknya yang terjadi. Tuhan justru mencari Adam dan Hawa setelah mereka jatuh ke dalam dosa. Dia memberikan mereka pakaian dari kulit domba setelah mereka tahu mereka telanjang. Mereka juga ditempatkan di luar taman Eden demi perlindungan mereka sendiri (Kejadian 3:22). 
Tapi, tetap saja kita melihat perubahan drastis dalam hidup Adam dan hubungannya dengan Allah setelah Kejadian 3. Dan disinilah terungkap kenapa tindakan Adam makan buah terlarang itu merupakan sebuah persoalan yang besar.

Persoalannya di sini bukanlah soal Adam dan Hawa memilih makan buah yang dilarang Allah. Tapi Adam dan Hawa memilih hidup mandiri dan terpisah dari Allah.

Dia memilih sendiri untuk mendefinisikan baik dan jahat. Allah mencoba memperingatkan Adam jika hidup terpisah dari diri-Nya akan berakhir buruk bagi dirinya dan umat manusia. Jalan yang dipilih Adam pada akhirnya akan menuju kepada kehancuran. Manusia diciptakan untuk memperoleh kehidupan dari Allah dan menjadi serupa dalam gambar-Nya. Tapi kejatuhan mengubah semuanya ini.
Sebuah tragedi terjadi, seperti tertulis dalam Kejadian 5:3. Di sana tertulis jika Adam memiliki putera dan puteri dan mereka lahir dalam gambaran dan keserupaan dengan Adam.

Untungnya Allah sangat mengasihi kita sehingga Dia mengirim putera-Nya yang tunggal sebagai Adam yang terakhir dan manusia kedua (1 Kor 15: 45-48). Manusia kedua yang tidak lahir dari keinginan seorang pria tapi oleh Roh Kudus (Mat 1:18). Ibrani 1:3 menyatakan jika pria ini, Yesus adalah gambaran yang benar dari Allah itu sendiri. Yesus sendiri berkata jika kita melihat Dia, maka kita melihat Bapa. Berita baiknya tidak berakhir sampai di situ; Paulus berkata jika Dia (Yesus) akan menjadi yang pertama dari banyak saudara dan saudari dan jika kita yang menemukan hidup di dalam diri-Nya akan diubah menjadi serupa dengan Kristus (Roma 8: 29). Hal ini berarti kita yang mengalami kelahiran baru akan dikembalikan kepada tujuan awal Allah menciptakan manusia.
Saya berpikir jika bukanlah kebetulan Yesus memilih kata-kata ini saat dia berkata jika Dia adalah jalan, kebenaran dan kehidupan (Yoh 14:6). Dan saya merasa bukanlah kebetulan jika Dia berkata jika Dialah pokok anggur yang benar (Yoh 5:5) dan jika mereka yang tinggal di dalam-Nya akan menghasilkan banyak buah.

Sekarang pilihan kita berbeda dari nenek moyang kita, Adam. Sekarang pilihan yang dibentangkan di depan kita adalah kehidupan di dalam Pokok Anggur yang benar itu atau jalan yang lebar yang membawa kepada kehancuran.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus, Adam yang Akhir dan Manusia Kedua

Apakah Alkitab Sudah Diubah, Diedit, Direvisi Isinya?

Apa Arti Efesus 1:17, Allah Tuhan Kita Yesus Kristus