Bagaimana Surat-Surat Dalam Perjanjian Baru Ditulis?



Apakah Anda pernah bertanya-tanya bagaimana surat-surat (1 Kor, 2 Kor, Efesus, Filipi dll) ditulis? Apakah Paulus duduk dengan sebuah pena dan selembar papirus dan menulis surat-surat itu? Apakah Petrus dan Yakobus merancang garis besar surat mereka sebelum menulisnya? Dan apa yang menyebabkan para rasul menulis surat itu?


Tulisan-tulisan yang tercantum dalam Perjanjian Baru beredar di kalangan gereja pada pertengahan abad pertama (10-20 tahun setelah Yesus terangkat ke sorga). Para penulis dari kitab dan surat ini adalah para rasul, para saksi mata yang ditugaskan Yesus untuk memberitakan kebangkitan-Nya. Tujuan tulisan mereka tidaklah untuk menyediakan informasi tentang Yesus. Tujuan mereka adalah menerapkan atau mengaplikasi pesan Yesus ke dalam kehidupan orang-orang yang sudah mengenal Yesus. Tulisan para rasul ini memiliki otoritas yang sama dalam gereja seperti Yesus itu sendiri (1 Kor 14:37).


Perbedaan orang di jaman modern dan jaman dulu dalam menulis



Jika Anda menulis email sekarang ini, Anda mungkin menulis dan mengirimnya sendiri tanpa pertolongan orang lain. Hal ini karena Anda mampu menulis sendiri dan ada internet yang menolong mengirim pesan itu. Kondisi ini tentunya berbeda dengan jaman di mana para rasul hidup.

Para ahli memperkirakan jika para rasul tidak menulis sendirian. Mereka ditemani sekelompok pria dan wanita yang mereka percaya untuk menuliskan pesan dari pikiran para rasul kepada jemaat. Petrus, Yakobus atau Paulus kemungkinan besar tidak menulis surat dengan tulisan tangan mereka. Tapi para rasul mendiktekan kebenaran yang disampaikan Roh Kudus kepada para sekretaris atau penulis. Para sektretaris inilah yang kemudian menuliskan pesan itu ke dalam papirus. Setiap surat lantas diulas kembali oleh rasul yang bersangkutan dan dalam beberapa surat ditandatangani sendiri oleh sang rasul yang mendiktekan kebenaran itu (2 Tes 3: 17, 1 Kor 16: 21, Gal 6:11, Kol 4:18).

Sebagian besar sekretaris atau penulis ini tetap anonim atau tidak tercantum identitasnya selama berabad-abad. Beberapa diantaranya disebut dalam surat para rasul. Misalnya Tertius membantu Paulus menulis kitab kepada Jemaat Roma (Rom 16:22). Sementara itu Silwanus diduga membantu Petrus menulis surat 1 Petrus (1 Pet 5: 12).


Bagaimana penulisan surat itu dan penyebarannya?


Sekretaris seperti Tertius dan Silwanus menggunakan pena dari batang tanaman. Ujungnya diruncingkan dan dipotong. Pena tanaman ini lalu dicelupkan ke dalam campuran air, minyak jelaga dan getah tanaman. Campuran inilah yang menjadi tinta. Tulisan digoreskan ke dalam lembaran papirus. Jika surat-surat itu panjang, maka beberapa lembaran papirus akan ditempelkan sebagai sambungan. Sambungan papirus ini lalu akan digulung kira-kira sepanjang 30-35 kaki. Setelah surat itu selesai ditulis, seorang kurir yang bisa dipercaya membawa gulungan itu ke gereja lokal. Isi surat itu lantas dibacakan di depan seluruh jemaat saat mereka berkumpul bersama. Ada beberapa kurir pesan yang disebut namanya dalam Perjanjian Baru misalnya Febe, Epafroditus dan Tikhikus (Rom 16: 1-2; Ef 6: 21-22; Filipi 2: 25; Kol 4: 7-9). Begitu surat itu sampai ke gereja yang dituju, gulungan itu lantas disalin dan dibagi ke gereja-gereja lainnya (Kolose 4: 16). Begitulah caranya gereja-gereja abad pertama mengumpulkan dan memelihara surat-surat para rasul yang ada dalam Perjanjian Baru yang kita baca saat ini.


Artikel ini diterjemahkan dari artikel “Apologetics: How the New Testament Epistles Were Written?”





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus, Adam yang Akhir dan Manusia Kedua

Apakah Alkitab Sudah Diubah, Diedit, Direvisi Isinya?

Apa Arti Efesus 1:17, Allah Tuhan Kita Yesus Kristus