Pentingnya Impartasi Berkat Bapak Dalam Kehidupan Orang Kristen


Dalam artikel kali ini kita akan membahas video khotbah yang dibawakan oleh Pendeta Craig Hill dari Family Foundations. Di dalam Alkitab, ada sebuah tradisi untuk mengimpartasi berkat dari ,generasi ke generasi berikutnya. Impartasi atau pemberian berkat itu biasanya dilakukan bapak kepada anak-anaknya. Contohnya adalah Ishak yang memberkati Yakub, Yakub memberkati ke-12 anaknya, dan seterusnya.



Impartasi berkat bapak ini berdampak pada hati anak-anak lelaki dan perempuan. Berkat itu menciptakan identitas diri yang sangat kuat dalam diri anak-anak. Juga iman untuk panggilan hidup mereka di dalam Tuhan. 

Saat ini, di dalam masyarakat ada banyak orang yang kehilangan atau memiliki identitas diri yang lemah. Identitas diri ini menjawab pertanyaan: siapakah saya? siapakah saya yang sebenarnya? Sedangkan panggilan hidup itu menjawab pertanyaan kenapa saya hidup di dunia? Apa tujuan hidup saya di dunia? Ataukah saya hanya sekedar hidup, makan dan minum setiap harinya?

Banyak orang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan tidak menemukan jawabannya. Sementara jika kita menyelidiki Alkitab, dalam kehidupan bangsa Israel kuno, hanya sedikit orang yang bergumul dengan hal ini. Sebagian besar tokoh di dalam Alkitab memahami identitas dan panggilan hidup mereka. Alasannya adalah impartasi berkat yang kuat yang berasal dari Tuhan dan diberikan lewat bapak dan ibu jasmani kita. Berkat itu menyentuh hati anak-anak mereka dan mampu menjawab dua pertanyaan ini. Akhirnya mereka mampu menjalani hidup mereka sebagai orang dewasa dengan rasa aman karena mereka yakin terhadap nilai diri mereka. Mereka tahu mereka dicintai, mereka berharga dan diterima. Mereka tahu jika mereka punya tujuan, jika mereka unik. Jika hanya sesuatu di dunia ini yang dikhususkan untuk mereka dan hanya mereka yang bisa melakukannya. Karena Tuhan menciptakan mereka untuk hal itu. Itulah sebabnya mereka lahir di dunia. 

Anak-anak yang memperoleh impartasi berkat dari ayah dan ibu mereka biasanya memiliki kepastian ini dalam hidup mereka. Persoalan yang terjadi dalam masyarakat adalah sosok bapak atau ayah di dunia tidak mengimpartasi berkat itu dalam diri anak-anak mereka. Itulah sebabnya Maleakhi 4: 6 membicarakan jika Tuhan ingin memulihkan hati bapak kepada anaknya dan anak kepada bapanya. 

Kenapa bapak dan bukan ibu?  Karena sebagian besar ibu di dunia ini memiliki sifat alami untuk mengasihi anak-anak mereka. Sedang para ayah di dunia ini kadang-kadang kesulitan dalam mengasihi anak-anak mereka. Para bapak cenderung menjadi sibuk dengan pekerjaan mereka, karir mereka. Hati mereka menjauh dari anak-anak mereka. Akibatnya banyak anak yang merasa diabaikan oleh bapak mereka. Padahal berkat Allah Bapa itu disalurkan pada anak lewat bapak jasmani mereka. Oleh karena itu bapak-bapak di dunia harusnya mampu meneguhkan hati anak mereka, menyatakan jika anak mereka dicintai, anak mereka berharga.

Craig mencontohkan kasus yang dialami oleh salah seorang temannya. Kakeknya menyadari jika dia tidak pernah memberkati anak lelakinya, ayah teman Craig tersebut. Jadi teman Craig mengundang kakeknya yang berusia 87 tahun dalam perayaan ulang tahun ke-65 sang ayah. Teman itu meminta kakeknya mengimpartasikan berkat kepada sang ayah pada ulang tahunnya yang ke-65. Walaupun secara duniawi, hal ini terkesan terlambat. 

Sang bapak yang berusia 65 tahun sebenarnya hidup terpisah dari istrinya. Sang ibu mengungkap jika mereka dalam tahap bercerai.  Sang anak beranggapan jika kakeknya mengimpartasi berkat pada bapaknya, maka akan terjadi sebuah perubahan. 

Saat ulang tahun itu, sang kakek berkata kepada sang ayah, “Nak, aku ingin mengatakan padamu jika aku bangga padamu.” Awalnya sang kakek nyaris tidak bisa bicara dan menangis dua kali. Akhirnya dia melihat ke dalam kedua mata sang anak. 

“Nak, aku bangga padamu. Aku mengasihimu. Kamu memiliki tiga anak. Ketiganya melayani Tuhan Yesus, semua cucu-cucumu, cicit-cicitku semuanya mengenal Tuhan Yesus. Warisan apa yang lebih besar yang bisa diminta dari seorang anak dari itu. Aku bangga padamu. Kamu anak yang sukses di mataku,” lanjut sang kakek.

Saat sang ayah berusia 15 tahun, dia pernah terlibat pertengkaran hebat dengan sang kakek. Keduanya bahkan sampai berkelahi secara fisik.Sang kakek lalu mengusir anaknya itu dan mengatakan hal-hal yang tidak baik.Sang ayah juga membalas mengatakan hal-hal yang jahat pada kakeknya itu. 

Keduanya lalu berdamai beberapa tahun kemudian. Tapi keduanya tidak pernah membahas masalah ini sama sekali. Pada ulang tahun ke-65 itu, sang kakek berkata kepada putranya, “Kamu ingat saat kamu 15 tahun?”

Sang anak lalu menangis tersedu-sedu. Lima puluh tahun rasa marah, dendam, kepahitan, sakit hati yang terpendam itu tercurah ke permukaan. Dia memeluk sang bapak. Sang bapak berkata, “Aku minta maaf, nak. Aku benar-benar menyesal. Aku minta maaf. Aku mengasihimu. 

Semenjak itu bapak teman Craig ini mengalami perubahan. Allah Bapa memanfaatkan kesempatan itu untuk mengimpartasikan berkat-Nya kepada bapak itu. “Sekalipun dia berusia 65 tahun, setiap kali aku melihat ke dalam matanya, yang aku lihat adalah seorang anak kecil yang ketakutan, yang mencari nilai, mencari tujuan hidup. Saat kakekku memberkati ayah, dia berubah,” terang teman Craig.

“Sekarang, setiap kali aku melihat ke dalam mata bapakku, aku melihat seorang pria yang percaya diri, melihat kembali padaku,” lanjut temannya itu.

Sang ibu juga memutuskan tidak bercerai. “Selama 45 tahun, aku mengira menikahi seorang pria, tapi ternyata aku mencoba mengikuti seorang anak kecil yang marah yang tidak tahu ke mana dia pergi. Tahukah kamu betapa sulitnya mengikuti seseorang yang tidak tahu tujuan ke mana dia pergi?” ujar sang ibu.

Setelah impartasi itu, sang ibu berkata, “Akhirnya inilah pria yang aku nikahi. Aku mencintainya. Aku tidak ingin menceraikan dirinya. Aku ingin hidup dengannya.”

Sekalipun sudah berusia lanjut, keduanya akhirnya menghabiskan hidup mereka melayani pasangan-pasangan lain, mengimpartasikan hal yang sama yang mereka terima. 

Craig lalu menutup video khotbah ini dengan berdoa impartasi untuk para pria dan wanita yang tidak pernah menerima impartasi berkat dari bapak-bapak mereka.

Ada banyak alasan bapak tidak mengimpartasi berkat pada anak-anaknya. Mungkin karena perceraian, mungkin sang bapak pergi meninggalkan keluarganya, mungkin karena mereka meninggal saat kita masih kecil. Atau mungkin sang bapak malah justru lebih sering mencaci maki anaknya daripada memberkati anak-anaknya. 

Sekalipun demikian Allah Bapa masih tetap ada bersama kita dan masih ingin memberkati kita. Jadi Bapa bisa mengimpartasi berkat itu lewat ibu kita atau hamba-hamba Tuhan. 

Untuk para pria:

“Bapa di sorga, aku bersyukur untuk anak ini. Aku ingin kamu tahu hari ini jika kamu bukan lagi seorang anak kecil, kamu tidak bodoh, tidak ada yang salah denganmu. Kamu adalah pria Tuhan, seorang pria yang penuh kebaikan, pria yang bijaksana, kamu pria yang berintegritas. Tuhan yang menginginkan kamu lahir ke dunia. Mungkin orang tuamu tidak menginginkanmu. Tapi Tuhan merencanakan untuk memilikimu ribuan tahun lalu dan menempatkan kamu di planet ini pada waktu yang tepat. Ada karunia dan urapan dalam hidupmu yang tidak dimiliki orang lain, kamu benar-benar unik. Hari ini aku mendeklarasikan padamu jika kamu dicintai, kamu diberkati. Bapamu di sorga berkata: putraku..putraku, Aku mengasihimu, Aku memberkatimu dan kamu bisa berharap untuk berhasil dalam segala sesuatu yang kamu lakukan karena kamu terikat dengan perjanjian dengan Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Yakub saat kamu menerima Tuhan Yesus Kristus dan menyerahkan hidupmu kepada-Nya. Perkenanan Tuhan ada dalam hidupmu. Aku memberkati kamu dan aku mendeklarasikan padamu diberkatilah kamu saat keluar dan diberkatilah kamu saat kamu masuk. Bisnismu diberkati, pelayananmu diberkati. Pernikahanmu diberkati, anak-anakmu diberkati. Kesehatanmu diberkati, apapun hal baik yang diperbuat tanganmu diberkati dalam nama Yesus.”

Untuk wanita:

“Bapamu di sorga berkata kamu putriku. Putriku kamu cantik, kamu cantik bukan hanya di luar tapi di dalam. Tidak ada yang salah denganmu. Mungkin orang tuamu tidak menginginkanmu. Tapi Bapamu di sorga berkata sekalipun ibumu mengandung engkau selama sembilan bulan, tapi Aku mengandung engkau selama ribuan tahun di dalam Roh-Ku. Dan pada waktu yang tepat, Aku menaruhmu ke dalam dunia. Kamu adalah wanita yang cantik, kamu adalah wanita yang berintegritas, kamu adalah wanita yang terhormat. Bapa di sorga berkata tidak ada satupun yang dilakukan padamu oleh pria manapun adalah pernyataan tentang siapa dirimu.  Bapamu di sorga berkata kamu yang sesungguhnya adalah siapa kamu menurut perkataan-Ku. Mungkin ada pria yang berdosa padamu , seseorang menyakiti engkau begitu dalam, Bapamu di sorga berkata itu tidak mengubah siapa dirimu yang sebenarnya, kamu putri-Ku. Kamu tidak rusak, kamu tidak ternoda..tidak ada yang salah dengan dirimu, putri-Ku. Aku mengasihimu. Hari ini Aku memberkati kamu. Aku berdoa jika kamu sudah menerima Tuhan Yesus Kristus, kamu terikat dengan perjanjian dengan Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Yakub dan karena itu kamu bisa berharap untuk diberkati, diberkatilah pernikahanmu, anak-anakmu diberkati, cucu-cucumu diberkati, hingga ribuan generasi. Diberkatilah kamu saat keluar, diberkatilah kamu saat masuk. Tempat tidurmu diberkati, dapurmu diberkati, pekerjaan tanganmu diberkati, apapun yang kau kerjakan diberkati. Aku mendeklarasikan berkat atas kesehatan fisikmu, atas keuanganmu, atas hubunganmu. Aku mendeklarasikan pada hari ini kamu bukan gadis cilik lagi, tapi kamu adalah wanita yang dewasa, wanita Tuhan yang diberkati oleh Bapamu. Dan aku mendeklarasikan jika Bapa di Sorga berkata kamu putriku, Aku mengasihi kamu, Aku memberkati kamu hari ini dalam nama Yesus.”

Craig mendorong kita untuk berdoa meminta Bapa di Sorga mengungkap apa yang lagi yang ingin Dia ungkapkan pada kita. Siapakah kita di dalam pandangan Bapa kita. Apa yang Bapa kita katakan tentang kita? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus, Adam yang Akhir dan Manusia Kedua

Apakah Alkitab Sudah Diubah, Diedit, Direvisi Isinya?

Apa Arti Efesus 1:17, Allah Tuhan Kita Yesus Kristus